CONTOH KETELADANAN NABI MUHAMMAD SAW
· Ketika Fathu Makkah, dan Abu Sufyan bertanya kepada Nabi SAW “Apa yang akan diperbuat terhadap kaum kafir Quroisy?.” Beliau hanya menjawab : “Hari ini adalah hari kasih sayang”. Setelah melaksanakan sholat Rosul SAW berkhutbah di depan pintu Ka’bah : “Hai kaum Quroisy, apa yang hendak aku perbuat?”. Mereka menjawab “Yang baik-baik, wahai saudara pemurah, dan anak dari yang pemurah”. Maka Rosul SAW bersabda : “Aku akan berkata seperti ucapan Yusuf kepada saudaranya, “Hari ini tak ada cercaan bagi kalian. Kalian bebas”. Dengan kelembutannya Nabi SAW mengampuni kesalahan-kesalahan orang-orang kafir, padahal sebelumnya mereka sering melakukan teror, siksaan, dan membantai umat Islam.
· Ketika Rosul SAW hijrah ke Thoif, beliau dilakukan semena-mena oleh penduduk Thoif, sehingga badannya penuh dengan luka dan darah. Namun Nabi berdo’a kepada Allah SWT dengan penuh rasa bersalah karena tidak berhasil berdakwah di negri Thoif, dalam do’anya tidak satu katapun yang menyalahi atau mengutuk perlakuan penduduk Thoif terhadap dirinya, beliau hanya memohon ampunan dan petunjuk kepada Allah SWT. Maka Rosul SAW kembali ke kota Makkah, dan di pertengahan jalan malaikat penjaga gunung minta izin kepada Rosul SAW untuk menjatuhkan dua bukit di sekitar Thoif ke tengah-tengah penduduk yang ingkar itu. Tapi Rosul SAW menjawab : “Jangan, aku berharap anak cucu dari mereka nanti kaum penyembah Allah.” Lalu Nabi berdo’a “Ya ALLAH berilah petunjuk kepada kaumku, karena mereka tidak tahu”. Dengan kelembutannya Nabi SAW memaafkan penduduk Thoif, bahkan Nabi SAW mendo’akan mereka agar diberi hidayah.
· Pada suatu hari di sekitar Baitullah, Nabi SAW dikerubuti dan dipukuli, ditarik ke sana kemari dijadikan seperti mainan. Rambut dan janggutnya ditarik sangat keras sampai tercabut. Kejadian ini didengar oleh Abu Bakar, lalu ia lari menuju Baitullah untuk menolong Nabi SAW. Ketika melihat Nabi diperlakukan seperti mainan, Abu Bakar berteriak: “Celakalah kamu semua! Apakah kalian akan membunuh orang yang berkata ‘Tuhanku hanyalah Allah’ padahal dia datang dengan bukti-bukti yang benar dari Tuhan kalian.” Namun setelah mendengar teriakan Abu Bakar, mereka mengerubuti dan memukuli Abu Bakar serta menarik rambut dan janggutnya, sehingga banyak yang tercabut. Abu Bakar tidak dapat melawan, ia berdiri menutupi Nabi sambil menangis dan mengulang-ulang teriakan seperti tadi. Lalu Nabi SAW berkata : “Biarkanlah mereka hai Abu Bakar!. Dengan kelembutannya Nabi SAW tidak membalas kekejaman orang-orang kafir tersebut.
· Setiap hari Nabi SAW hendak berjalan menuju masjid, beliau selalu diludahi oleh orang kafir. Namun pada suatu hari beliau lewat di jalan yang sama, dan tidak ada yang meludahi beliau seperti hari-hari sebelumnya, maka Nabi SAW bertanya kepada sahabat tentang keberadaan orang yang meludahi dirinya. Setelah diberitahu bahwa orang tersebut sedang sakit, maka beliau menjenguk orang itu dan berdo’a agar Allah memberikan hidayah dan menyembuhkan penyakitnya. Subhanallah, dengan kelembutannya Nabi membalas kejahatan dengan kebaikan.
· Setelah Nabi SAW meninggal dunia, Abu Bakar RA bertanya kepada Aisyah : “Adakah perbuatan Nabi yang belum pernah aku perbuat ?, jika memang ada beritahulah aku.” Maka Aisyah bercerita : “Setiap hari Nabi SAW keluar dengan membawa makanan untuk menyuapi seorang kakek buta yang beragama Yahudi. Dan kakek itu tidak tahu siapa yang menyuapinya sampai saat ini. Setiap Nabi SAW menyuapi sang kakek, terlontar ucapan sinis dari mulut kakek mencaci Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi tetap menyuapinya sampai beliau wafat.” Setelah mendengar cerita dari Aisyah, Abu Bakar segera menemui kakek Yahudi itu dan meneruskan perbuatan Rosul SAW, ia memberi makan dan menyuapi sang kakek. Namun si kakek berkata : “Siapakah anda ? makanan yang anda berikan dan cara anda menyuapi berbeda dengan orang yang biasa menyuapi aku sebelumnya.” Abu Bakar menjawab : “Yang biasa memberi engkau makan adalah Nabi Muhammad SAW, dan kini beliau telah tiada.” Setelah mendengar jawaban itu si kakek menangis dan merasa malu, karena yang menyuapi dirinya selama ini adalah Nabi yang selalu dihina dan dicaci olehnya. Maka kakek itu masuk Islam.
Ketika perang Mut’ah melawan orang-orang kafir, Nabi berpesan kepada para sahabat : “Jangan membunuh wanita, anak-anak, orang tua, dan jangan mengganggu pendeta-pendeta yang sedang beribadah, dan jangan merusak pepohonan.” Subhanallah, walaupun dalam keadaan perang, dengan kelembutannya Nabi tetap melindungi orang-orang lemah. Bahkan dalam suatu hadits dijelaskan bahwa Nabi melarang mengganggu orang kafir yang damai.
Jumat, 02 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar